Mereka aktif di semua platform, tetapi tidak ada satu pun yang benar-benar efektif. Waktu habis, biaya membengkak, hasil minim.
Artikel ini membahas bagaimana menentukan channel marketing yang tepat secara strategis, realistis, dan berkelanjutan untuk bisnis digital.
1. Apa Itu Channel Marketing?
Channel marketing adalah media atau jalur yang digunakan bisnis untuk menjangkau dan mengonversi audiens.
Contohnya:
- SEO & website
- social media
- email marketing
- paid ads
- marketplace
2. Kesalahan Umum: Mengikuti Tren, Bukan Strategi
Banyak bisnis memilih channel karena:
- sedang viral
- kompetitor pakai
- terlihat ramai
Padahal tidak semua channel cocok untuk semua bisnis.
3. Mulai dari Model Bisnis, Bukan Platform
Pertanyaan pertama bukan: “Main di mana?”
Tetapi:
- Bagaimana cara bisnis menghasilkan uang?
- Siklus pembeliannya panjang atau pendek?
- Butuh edukasi atau impulse?
4. Kenali Karakter Target Audiens
Setiap audiens punya kebiasaan berbeda:
- mencari solusi (SEO)
- scroll santai (social media)
- butuh follow-up (email)
Channel efektif adalah channel yang sesuai perilaku audiens.
5. Perbedaan Channel Demand Capture vs Demand Creation
- Demand capture: SEO, marketplace
- Demand creation: social media, ads
Bisnis idealnya punya keduanya, tetapi urutannya harus tepat.
6. Kapan SEO Menjadi Channel Utama?
SEO cocok jika:
- produk dicari di Google
- ingin aset jangka panjang
- butuh trafik stabil
SEO adalah investasi, bukan solusi instan.
7. Kapan Social Media Lebih Efektif?
Social media cocok jika:
- produk visual
- edukasi ringan
- butuh awareness cepat
Namun social media bergantung pada algoritma.
8. Email Marketing sebagai Channel Konversi
Email bukan channel awareness, tetapi channel trust dan konversi.
Cocok untuk:
- follow-up
- edukasi lanjutan
- repeat purchase
9. Paid Ads: Kapan Masuk Akal?
Ads masuk akal jika:
- funnel sudah siap
- konversi bisa diukur
- margin cukup
Ads tanpa funnel adalah pemborosan.
10. Channel Utama vs Channel Pendukung
Strategi sehat:
- 1 channel utama
- 1–2 channel pendukung
Fokus mengalahkan sebaran.
11. Channel Ownership vs Platform Dependency
Website & email = aset sendiri.
Social media = platform orang lain.
Bisnis jangka panjang harus membangun channel milik sendiri.
12. Framework Menentukan Channel Marketing
- Produk apa?
- Audiens siapa?
- Intent di mana?
- Budget & waktu?
13. Kesalahan Fatal dalam Multi-Channel Marketing
- semua channel setengah-setengah
- tidak ada fokus
- tidak ada KPI jelas
14. Contoh Strategi Channel yang Sehat
SEO → blog edukasi Email → nurturing Social → distribusi
Kesimpulan
Channel marketing bukan soal hadir di mana-mana, tetapi hadir di tempat yang tepat.
Dengan memilih channel secara strategis, bisnis bisa tumbuh lebih efisien dan berkelanjutan.
Marketing yang efektif bukan yang paling ramai, tetapi yang paling relevan.

